Saccharin
Sakarin, pemanis buatan yang sangat terkenal itu ditemukan oleh seorang kimiawan bernama Constantin Fahlberg karena tidak mencuci tangan setelah seharian di kantor.
Saat itu tahun 1879 , Fahlberg melakukan sesuatu entah apa, yang jelas tangannya kotor karena tar batubara. Setelah setelah seharian bekerja, ia pulang ke rumah dan sesuatu yang aneh terjadi. Dia merasakan roti gulung yang dimakan terasa sangat manis. Bertanyalah ia kepada istrinya apakah dia telah melakukan sesuatu terhadap makanan itu, tapi sang isteri tidak melakukan apa pun. Anehnya sang isteri yang mencicipi roti gulung itu merasakan normal saja. Akhirnya Fahlberg menyadari rasa itu pasti datang dari tangannya yang belum dicuci.
Keesokan harinya ia kembali ke laboratorium dan mulai melakukan penelitian hingga ditemukannya pemanis buatan tersebut.
Sang Debu Pintar
smart dust
Tersebutlah Jamie Link yang sedang melakukan pekerjaan doktoral di jurusan kimia University of California, San Diego. Salah satu chip silikon yang sedang dikerjakannya meledak di dekat mukanya. Anehnya, sisa ledakan yang berupa potongan-potongan kecil itu bisa difungsikan sebagai sensor, dan menghasilkan sesuatu yang dijuluki “debu pintar”. Berkat “debu pintar” tersebut ia memenangkan hadiah tertinggi di Kompetisi Penemu Collegiate pada tahun 2003.
Sensor berupa debu pintar ini akhirnya bermanfaat untuk memantau kemurnian minum, air laut, untuk mendeteksi bahan kimia berbahaya, agen biologi di udara, atau bahkan untuk mencari dan menghancurkan sel-sel tumor dalam tubuh.
Coke
Ada banyak cerita tentang makanan yang tidak sengaja diciptakan, misalnya: keripik kentang yang dibuat George Crum yang jengkel karena ulah seorang pelanggan yang terus mengirim balik kentang gorengnya ke dapur karena basah. Popsicles diciptakan Frank Epperson ketika ia meninggalkan minuman tersebut di luar rumah semalaman di malam yang dingin, dan es krim cone diciptakan pada pameran dunia tahun 1904 di St Louis. Tapi semua penemuan itu tidak menunjukkan keberhasilan sehebat Coke.
Ceritanya, seorang apoteker di Atlanta bernama John Pemberton mencoba membuat obat sakit kepala. Dia (mungkin secara ngawur) mencampur sekelompok bahan entah apa, karena resepnya masih merupakan rahasia yang dijaga ketat hingga kini. Hanya butuh delapan tahun untuk menjadi minuman yang sangat populer yang dijual dalam botol hingga sekarang!
Teflon
Roy Plunkett, seorang ahli kimia di Young DuPont, sedang bekerja untuk membuat jenis baru baru CFC untuk bahan pendingin. Dia punya teori, jika ia mereaksikan senyawa yang disebut TFE dengan asam klorida, ia bisa menghasilkan refrigerant (bahan pendingin) baru yang ia inginkan.
Untuk memulai percobaannya Plunkett menggunakan sejumlah gas TFE yang didinginkan dalam tekanan tertentu dalam sebuah tabung sehingga bisa disimpan sampai dia siap untuk menggunakannya. Ketika tiba waktunya untuk membuka wadah TFE tersebut untuk mereaksikan dengan asam klorida, ternyata tidak ada gas yang keluar dari tabung itu. Gas tersebut telah menghilang.
Plunkett melepas tutup atas tabung dan mengocoknya, keluarlah sesuatu berupa serpihan putih halus. Lantas Plunkett menyerahkan bahan tersebut ke ilmuwan lain di DuPont, dan itulah awal penemuan teflon.
Karet Ban
Charles Goodyear telah menunggu menghabiskan satu dekade untuk mencari cara membuat karet agar bisa bekerja secara kuat dan tahan terhadap panas dan dingin.
Suatu hari ia menumpahkan campuran karet dan belerang di atas kompor panas. Panas kompor menghangus campuran, tapi anehnya tidak merusaknya. Goodyear mengamati bahan itu. Ia melihat bahwa campuran tersebut telah mengeras tetapi masih bermanfaat. Itulah awal penemuan teknologi yang disebut karet vulkanisat. Sekarang bahan ini banyak digunakan untuk segala hal: dari ban, sol sepatu, hingga bola hoki.
Plastik
Pada tahun 1907, sirlak digunakan sebagai isolasi pada barang elektronika. Lak dibuat dari sesuatu bahan yang dihasilkan oleh sejenis kumbang di Asia Tenggara.
Leo Hendrik Baekeland, seorang ahli kimia, berpikir mungkin bisa mendapatkan banyak keuntungan jika ia bisa menghasilkan alternatif lak. Akhirnya dalam eksperimen yang dilakukan, ia menghasilkan bakelite, sebuah bahan yang gampang dicetak pada suhu yang cukup tinggi.
Sekarang, bahan yang disebut plastik sebenarnya merupakan derivat (turunan) dari bakelite, banyak digunakan sebagai barang kebutuhan sehari-hari, mulai tas plastik hingga komputer.
Radioaktiv
Tahun 1896 Henri Becquerel meneliti dua hal: fluoresensi alam dan sinar-X. Ia melakukan serangkaian percobaan untuk melihat apakah mineral fluorecent alami menghasilkan sinar-X setelah mereka telah dijemur di bawah matahari.
Masalahnya, dia melakukan percobaan ini di musim dingin, jadi dia tidak bisa memperoleh panas matahari dengan cukup. Akhirnya dia membungkus peralatannya dan dimasukkan ke dalam laci untuk menunggu hari yang cerah.
Ketika ia kembali bekerja, Becquerel melihat bahwa batu uranium dia tertinggal di laci telah tercetak gambarnya di sebuah piringan fotografi meskipun tidak terkena cahaya matahari. Ada sesuatu yang sangat istimewa pada batu uranium itu. Akhirnya ia bekerjasama dengan Marie Curie dan Pierre Curie, ia menemukan sesuatu yang disebut radioaktivitas.
Mauve (pewarna ungu muda)
Pada tahun 1856 William Perkin, seorang ahli kimia berusia 18 tahun, sedang mencoba membuat kinin sintetik untuk pengobatan malaria. Alih-alih obat malaria yang diperoleh, eksperimennya malah menghasilkan sesuatu yang berwarna ungu. Ternyata dia telah membuat pewarna sintetis pertama kalinya. Bahan tersebut memiliki ‘dye’ jauh lebih baik daripada pewarna yang berasal dari alam, lebih cerah, lebih hidup, dan tidak memudar meskipun dicuci bersih.
Salah seorang yang terinspirasi oleh karya Perkin adalah bakteriologi Jerman, Paul Ehrlich, yang menggunakan pewarna Perkin untuk perintis imunologi dan kemoterapi.
Pacemaker (alat pacu jantung)
Percayakah Anda kalau alat pacu jantung yang menyelamatkan banyak nyawa orang itu berhasil diciptakan karena ketaksengajaan?
Ceritanya, seorang insinyur di Amerika bernama Wilson Greatbatch sedang bekerja membuat sebuah rangkaian elektronika untuk merekam suara detak jantung. Saat merangkai alat tersebut dia mencabut sebuah resistor berukuran 1-megaohm. Ini sebuah kekeliruan, karena seharusnya dia mencabut resistor yang berukuran 10.000-ohm. Anehnya rangkaian tetap bekerja, dan menunjukkan denyut 1,8 milidetik, kemudian berhenti selama satu detik, kemudian diulang lagi. Itulah detak jantung yang sempurna. Akhirnya denyut pulsa alat tersebut digunakan untuk mengatur dan memicu detak jantung manusia, dan dikenal dengan: pacemaker.
Penicillin
Penemuan penicilin salah satu ‘kecelakaan’ paling terkenal dan menguntungkan di abad ke-20.
Alexander Fleming tidak membersihkan tempat kerjanya sebelum pergi berlibur pada suatu hari di tahun 1928. Ketika dia kembali, Fleming melihat bahwa ada jamur aneh pada beberapa biakan-jamurnya. Ketika diamati, ternyata bakteri tampaknya tidak bisa berkembang di dekat tempat tumbuh jamur tersebut. Itula awal penemuan Penicillium notatum, jamur penghasil penicilin yang hingga sekarang dikenal sebagai antibiotik yang paling banyak digunakan.(BMC)
Sakarin, pemanis buatan yang sangat terkenal itu ditemukan oleh seorang kimiawan bernama Constantin Fahlberg karena tidak mencuci tangan setelah seharian di kantor.
Saat itu tahun 1879 , Fahlberg melakukan sesuatu entah apa, yang jelas tangannya kotor karena tar batubara. Setelah setelah seharian bekerja, ia pulang ke rumah dan sesuatu yang aneh terjadi. Dia merasakan roti gulung yang dimakan terasa sangat manis. Bertanyalah ia kepada istrinya apakah dia telah melakukan sesuatu terhadap makanan itu, tapi sang isteri tidak melakukan apa pun. Anehnya sang isteri yang mencicipi roti gulung itu merasakan normal saja. Akhirnya Fahlberg menyadari rasa itu pasti datang dari tangannya yang belum dicuci.
Keesokan harinya ia kembali ke laboratorium dan mulai melakukan penelitian hingga ditemukannya pemanis buatan tersebut.
Sang Debu Pintar
smart dust
Tersebutlah Jamie Link yang sedang melakukan pekerjaan doktoral di jurusan kimia University of California, San Diego. Salah satu chip silikon yang sedang dikerjakannya meledak di dekat mukanya. Anehnya, sisa ledakan yang berupa potongan-potongan kecil itu bisa difungsikan sebagai sensor, dan menghasilkan sesuatu yang dijuluki “debu pintar”. Berkat “debu pintar” tersebut ia memenangkan hadiah tertinggi di Kompetisi Penemu Collegiate pada tahun 2003.
Sensor berupa debu pintar ini akhirnya bermanfaat untuk memantau kemurnian minum, air laut, untuk mendeteksi bahan kimia berbahaya, agen biologi di udara, atau bahkan untuk mencari dan menghancurkan sel-sel tumor dalam tubuh.
Coke
Ada banyak cerita tentang makanan yang tidak sengaja diciptakan, misalnya: keripik kentang yang dibuat George Crum yang jengkel karena ulah seorang pelanggan yang terus mengirim balik kentang gorengnya ke dapur karena basah. Popsicles diciptakan Frank Epperson ketika ia meninggalkan minuman tersebut di luar rumah semalaman di malam yang dingin, dan es krim cone diciptakan pada pameran dunia tahun 1904 di St Louis. Tapi semua penemuan itu tidak menunjukkan keberhasilan sehebat Coke.
Ceritanya, seorang apoteker di Atlanta bernama John Pemberton mencoba membuat obat sakit kepala. Dia (mungkin secara ngawur) mencampur sekelompok bahan entah apa, karena resepnya masih merupakan rahasia yang dijaga ketat hingga kini. Hanya butuh delapan tahun untuk menjadi minuman yang sangat populer yang dijual dalam botol hingga sekarang!
Teflon
Roy Plunkett, seorang ahli kimia di Young DuPont, sedang bekerja untuk membuat jenis baru baru CFC untuk bahan pendingin. Dia punya teori, jika ia mereaksikan senyawa yang disebut TFE dengan asam klorida, ia bisa menghasilkan refrigerant (bahan pendingin) baru yang ia inginkan.
Untuk memulai percobaannya Plunkett menggunakan sejumlah gas TFE yang didinginkan dalam tekanan tertentu dalam sebuah tabung sehingga bisa disimpan sampai dia siap untuk menggunakannya. Ketika tiba waktunya untuk membuka wadah TFE tersebut untuk mereaksikan dengan asam klorida, ternyata tidak ada gas yang keluar dari tabung itu. Gas tersebut telah menghilang.
Plunkett melepas tutup atas tabung dan mengocoknya, keluarlah sesuatu berupa serpihan putih halus. Lantas Plunkett menyerahkan bahan tersebut ke ilmuwan lain di DuPont, dan itulah awal penemuan teflon.
Karet Ban
Charles Goodyear telah menunggu menghabiskan satu dekade untuk mencari cara membuat karet agar bisa bekerja secara kuat dan tahan terhadap panas dan dingin.
Suatu hari ia menumpahkan campuran karet dan belerang di atas kompor panas. Panas kompor menghangus campuran, tapi anehnya tidak merusaknya. Goodyear mengamati bahan itu. Ia melihat bahwa campuran tersebut telah mengeras tetapi masih bermanfaat. Itulah awal penemuan teknologi yang disebut karet vulkanisat. Sekarang bahan ini banyak digunakan untuk segala hal: dari ban, sol sepatu, hingga bola hoki.
Plastik
Pada tahun 1907, sirlak digunakan sebagai isolasi pada barang elektronika. Lak dibuat dari sesuatu bahan yang dihasilkan oleh sejenis kumbang di Asia Tenggara.
Leo Hendrik Baekeland, seorang ahli kimia, berpikir mungkin bisa mendapatkan banyak keuntungan jika ia bisa menghasilkan alternatif lak. Akhirnya dalam eksperimen yang dilakukan, ia menghasilkan bakelite, sebuah bahan yang gampang dicetak pada suhu yang cukup tinggi.
Sekarang, bahan yang disebut plastik sebenarnya merupakan derivat (turunan) dari bakelite, banyak digunakan sebagai barang kebutuhan sehari-hari, mulai tas plastik hingga komputer.
Radioaktiv
Tahun 1896 Henri Becquerel meneliti dua hal: fluoresensi alam dan sinar-X. Ia melakukan serangkaian percobaan untuk melihat apakah mineral fluorecent alami menghasilkan sinar-X setelah mereka telah dijemur di bawah matahari.
Masalahnya, dia melakukan percobaan ini di musim dingin, jadi dia tidak bisa memperoleh panas matahari dengan cukup. Akhirnya dia membungkus peralatannya dan dimasukkan ke dalam laci untuk menunggu hari yang cerah.
Ketika ia kembali bekerja, Becquerel melihat bahwa batu uranium dia tertinggal di laci telah tercetak gambarnya di sebuah piringan fotografi meskipun tidak terkena cahaya matahari. Ada sesuatu yang sangat istimewa pada batu uranium itu. Akhirnya ia bekerjasama dengan Marie Curie dan Pierre Curie, ia menemukan sesuatu yang disebut radioaktivitas.
Mauve (pewarna ungu muda)
Pada tahun 1856 William Perkin, seorang ahli kimia berusia 18 tahun, sedang mencoba membuat kinin sintetik untuk pengobatan malaria. Alih-alih obat malaria yang diperoleh, eksperimennya malah menghasilkan sesuatu yang berwarna ungu. Ternyata dia telah membuat pewarna sintetis pertama kalinya. Bahan tersebut memiliki ‘dye’ jauh lebih baik daripada pewarna yang berasal dari alam, lebih cerah, lebih hidup, dan tidak memudar meskipun dicuci bersih.
Salah seorang yang terinspirasi oleh karya Perkin adalah bakteriologi Jerman, Paul Ehrlich, yang menggunakan pewarna Perkin untuk perintis imunologi dan kemoterapi.
Pacemaker (alat pacu jantung)
Percayakah Anda kalau alat pacu jantung yang menyelamatkan banyak nyawa orang itu berhasil diciptakan karena ketaksengajaan?
Ceritanya, seorang insinyur di Amerika bernama Wilson Greatbatch sedang bekerja membuat sebuah rangkaian elektronika untuk merekam suara detak jantung. Saat merangkai alat tersebut dia mencabut sebuah resistor berukuran 1-megaohm. Ini sebuah kekeliruan, karena seharusnya dia mencabut resistor yang berukuran 10.000-ohm. Anehnya rangkaian tetap bekerja, dan menunjukkan denyut 1,8 milidetik, kemudian berhenti selama satu detik, kemudian diulang lagi. Itulah detak jantung yang sempurna. Akhirnya denyut pulsa alat tersebut digunakan untuk mengatur dan memicu detak jantung manusia, dan dikenal dengan: pacemaker.
Penicillin
Penemuan penicilin salah satu ‘kecelakaan’ paling terkenal dan menguntungkan di abad ke-20.
Alexander Fleming tidak membersihkan tempat kerjanya sebelum pergi berlibur pada suatu hari di tahun 1928. Ketika dia kembali, Fleming melihat bahwa ada jamur aneh pada beberapa biakan-jamurnya. Ketika diamati, ternyata bakteri tampaknya tidak bisa berkembang di dekat tempat tumbuh jamur tersebut. Itula awal penemuan Penicillium notatum, jamur penghasil penicilin yang hingga sekarang dikenal sebagai antibiotik yang paling banyak digunakan.(BMC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar